Sunat adalah suatu pelepasan kulit penutup (kulup) pada kepala penis (gland penis) alat kelamin laki-laki. Pelepasan kulut tersebut bisa dipotong ataupun dilipatkan ke bawah dengan cara dijahit, tetapi kebanyakan dengan cara dihilangkan/dipotong. Sejarah sunat telah dilakukan sejak zaman prasejarah, yang tertinggal dan diamati dari gambar-gambar di gua yang berasal dari zaman batu dan makam nesir purba. Alasan tindakan ini masih belum jelas pada masa itu tetapi teori-teori memperkirakan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari ritual pengorbanan atau persembahan, langkah menuju kedewasaan, tanda penyerahan pada Yang Maha Kuasa, tanda kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah estetika atau seksualitas. Yang melakukan sunat tidak sembarang orang yang pastinya adalah orang-orang yang ahli dan terlatih, kalau dulu dilakukan para tabib/dukun sekarang dijaman modern dilakukan para ahli medis. Saat inipun sunat sudah bisa mengunakan sinar laser dan masa penyembuhannya pun relatif cepat.
Sunat atau dalam bahasa kedokterannya sirkumsisi (Inggris: circumcision) tujuan utamanya adalah untuk kebersihan dan kesehatan alat kelamin pria, karena jika tidak disunat area kepala penis (yang tertutup kulup) akan terjadi penumpukan bahan yang dikeluarkan oleh kelenjar (smegma). Penumpukan tersebut dapat menimbulkan aroma yang kurang sedap, aroma tersebut disebabkan oleh adanya bakteri atau kuman. Aroma di area genital pria tersebut memang normal, tetapi jika terlalu kuat, kemungkinan besar penis akan kurang terjaga kebersihannya.
Higienitas yang kurang juga bisa menyebabkan infeksi di bawah kulup, yang gejalanya bisa berupa iritasi, kemerahan, aroma tak sedap, dan gejala tak normal lainnya. Sehingga dengan cara disunat aroma dan gejalan tidak normal lainnya akan hilang. Pada penis yang disunat tidak akan mengeluarkan kelenjar (smegma) itu lagi.Meskipun begitu, masih banyak pria dengan beberapa alasan tertentu belum menjalani sunat di masa dewasanya. Untuk itu selalu mejaga dan membersihkan kepala penis yang ditutupi kulup memang diperlukan untuk menghindari aroma tak sedap atau pengaruh yang lebih serius. Kondisi disunat atau tidak disunat ini ternyata dapat memengaruhi kehidupan seks pria dan pasangannya. Berdasarkan pendapat Dr Patti Britton, PhD, direktur Sexuality Certificate Track di Chicago School of Professional Psychology/Westwood, sunat memberikan keuntungan khusus bagi kedua pasangan.
Pertama, tidak perlu repot lagi membersihkan kulit penutup bagian kepala penisnya (preputium, atau kulup). Kepraktisan ini tidak dimiliki oleh pria yang tidak disunat, karena ia butuh upaya ekstra untuk menarik kulit tersebut dan membersihkan bagian yang tertutup kulup.
Kedua, sebagian perempuan memilih pria yang sudah disunat karena penetrasi yang terjadi akan mengurangi gesekan yang kurang nyaman di dalam vagina. Begitu terjadi penetrasi, kepala penis yang sudah disunat lebih mudah masuk dan keluar untuk menciptakan rasa nyaman untuk Anda maupun pasangan Anda. Sedangkan bila Anda memiliki pasangan yang belum disunat, seks yang lebih aman harus lebih diperhatikan.
Pria dengan penis yang masih tertutup kulup kadang-kadang mengalami kesulitan menemukan kondom yang pas, atau memastikan kondom tetap terpasang selama penetrasi terjadi. Hal tersebut bisa menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi perempuan, dan dengan sendirinya mengacaukan aktivitas seks tersebut.
[sumber]
Sunat atau dalam bahasa kedokterannya sirkumsisi (Inggris: circumcision) tujuan utamanya adalah untuk kebersihan dan kesehatan alat kelamin pria, karena jika tidak disunat area kepala penis (yang tertutup kulup) akan terjadi penumpukan bahan yang dikeluarkan oleh kelenjar (smegma). Penumpukan tersebut dapat menimbulkan aroma yang kurang sedap, aroma tersebut disebabkan oleh adanya bakteri atau kuman. Aroma di area genital pria tersebut memang normal, tetapi jika terlalu kuat, kemungkinan besar penis akan kurang terjaga kebersihannya.
Higienitas yang kurang juga bisa menyebabkan infeksi di bawah kulup, yang gejalanya bisa berupa iritasi, kemerahan, aroma tak sedap, dan gejala tak normal lainnya. Sehingga dengan cara disunat aroma dan gejalan tidak normal lainnya akan hilang. Pada penis yang disunat tidak akan mengeluarkan kelenjar (smegma) itu lagi.
Meskipun begitu, masih banyak pria dengan beberapa alasan tertentu belum menjalani sunat di masa dewasanya. Untuk itu selalu mejaga dan membersihkan kepala penis yang ditutupi kulup memang diperlukan untuk menghindari aroma tak sedap atau pengaruh yang lebih serius. Kondisi disunat atau tidak disunat ini ternyata dapat memengaruhi kehidupan seks pria dan pasangannya. Berdasarkan pendapat Dr Patti Britton, PhD, direktur Sexuality Certificate Track di Chicago School of Professional Psychology/Westwood, sunat memberikan keuntungan khusus bagi kedua pasangan.
Pertama, tidak perlu repot lagi membersihkan kulit penutup bagian kepala penisnya (preputium, atau kulup). Kepraktisan ini tidak dimiliki oleh pria yang tidak disunat, karena ia butuh upaya ekstra untuk menarik kulit tersebut dan membersihkan bagian yang tertutup kulup.
Kedua, sebagian perempuan memilih pria yang sudah disunat karena penetrasi yang terjadi akan mengurangi gesekan yang kurang nyaman di dalam vagina. Begitu terjadi penetrasi, kepala penis yang sudah disunat lebih mudah masuk dan keluar untuk menciptakan rasa nyaman untuk Anda maupun pasangan Anda. Sedangkan bila Anda memiliki pasangan yang belum disunat, seks yang lebih aman harus lebih diperhatikan.
Pria dengan penis yang masih tertutup kulup kadang-kadang mengalami kesulitan menemukan kondom yang pas, atau memastikan kondom tetap terpasang selama penetrasi terjadi. Hal tersebut bisa menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi perempuan, dan dengan sendirinya mengacaukan aktivitas seks tersebut.
[sumber]